Enam Langkah Atasi Ancaman Flu Babi

Diposting oleh Boe--DhY cUtE on Senin, April 27, 2009

Enam Langkah Atasi Ancaman Flu Babi
Jakarta – Menghadapi maraknya kasus flu babi (swine flu) pada manusia di Meksiko dan Amerika Serikat (AS) yang dikhawatirkan masuk ke Indonesia, Departemen Kesehatan (Depkes) menetapkan enam langkah untuk kesiapsiagaan.

Keenam langkah tersebut, yaitu
(1) mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber,
(2) berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan,
(3) membuat surat edaran kewaspadaan dini,
(4) melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan,
(5) berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen, dan
(6) berkoordinasi dengan Departemen Pertanian (Deptan) dan Departemen Luar Negeri (Deplu)

untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.Pernyataan itu disampaikan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Departemen Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, SpP, MARS, melalui surat elektronik yang disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik, Depkes dr Lily S Sulistyowati, MM di Jakarta, Minggu (26/4).Tjandra meminta seluruh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia meningkatkan kewaspadaan dengan mengaktifkan dan memastikan pemindai panas tubuh (thermal scanner) bekerja baik dan mengaktifkan sistem yang ada untuk memantau orang yang masuk melalui bandar udara (bandara) maupun pelabuhan laut, serta berkoordinasi intensif dengan rumah sakit rujukan di tempat masing-masing.
Di samping itu, Depkes juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Peternakan Departemen Pertanian RI untuk mengantisipasi penyebaran flu babi melalui tim koordinasi yang sudah ada. Tim koordinasi yang sudah ada, seperti Tim Penanggulangan Rabies Depkes dan Deptan yang tugasnya diperluas menjadi Tim Terpadu Penanggulangan Zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia).Dirjen P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor PM.01.01/D/I.4/1221/209 untuk melakukan langkah-langkah, antara lain mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara, terutama pendatang dari negara-negara yang sedang terjangkit.
DKI Siaga Dinas Peternakan Jakarta juga menyatakan pihaknya siaga mengantisipasi flu babi, meskipun saat ini Jakarta masih terbebas dari flu babi. Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta, Edy Setiarto, menegaskan hal itu kepada SH, Minggu (26/4) sore. Peternakan babi di Jakarta hanya satu lokasi, yakni di Kapuk, Jakarta Barat sehingga mudah mengawasi dan mengisolasi dibandingkan dengan peternakan ayam yang banyak bertebaran di berbagai wilayah Jakarta.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memperketat peredaran daging babi dari perbatasan Negara Bagian Sarawak, Federasi Malaysia. Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Abdul Manaf Mustafa menjelaskan, sejumlah petugas karantina hewan telah diperintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan penuh.
Selain melakukan penjagaan terhadap masuknya daging babi asal Meksiko yang dapat menyebabkan tertularnya flu babi ke babi di dalam peternakan negeri, pemerintah dalam hal ini Kedutaan Besar Indonesia di Meksiko, harus mengeluarkan sertifikat kesehatan bebas dari virus flu babi bagi warga Meksiko yang ingin berkunjung ke Indonesia. “Hal tersebut mutlak diperlukan karena virus flu babi hingga saat ini tidak ditemukan di Indonesia,” kata dokter sekaligus dokter hewan, Mangku Sitepu, ketika dihubungi SH, Senin. “Di Indonesia tidak ada flu babi, baik pada peternakan babi di Indonesia maupun pada manusia. Penyakit ini tidak menular melalui daging atau makanan, tetapi pernapasan,” jelasnya.Menurut Mangku, flu babi di Meksiko tidak berasal dari babi, meskipun awalnya memang berasal dari babi ke manusia. Namun, lanjutnya, setelah mengalami mutasi maka saat ini menular dari manusia ke manusia. Selain Meksiko, ia mencatat, wabah flu babi juga telah menyerang di AS, di mana sebanyak 75 orang di New York terjangkit penyakit tersebut, serta di Selandia Baru. Saat dihubungi terpisah, Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menekankan pentingnya pemerintah lebih mengoptimalisasi peranan dokter hewan di Indonesia. Hal tersebut, sambungnya, sebab profesi tersebut yang memiliki otoritas dalam mengeluarkan langkah-langkah mencegahan flu babi maupun penyakit lainnya yang bersifat menular pada manusia (zoonozist). (heru guntoro/web warouw/andreas piatu/aju/effatha)

Copyright © Sinar Harapan 2008

0 komentar:

Posting Komentar